Chile: antara Gempa Bumi dan tarian Cueca.

Jack Ginting (Santiago)

 

jack ginting chile 5Dalam beberapa hari ini, matahari sepertinya enggan memancarkan cahayanya di bumi Chile. Gelap dan mendung. Namun hal ini tidak menghambat warga untuk melaksanakan aktivitasnya setelah liburan tiga hari berkaitan dengan hari kemerdekaan tanggal 18 september yang lalu. Hawa yang menusuk tulang sisa-sisa musim dingin masih terasa khususnya di saat matahari mulai terbenam hingga pagi hari.

Alam mulai menampakkan keindahannya dengan warna-warni bunga pertanda musim semi sudah tiba. Siang hari sudah mulai memanjang. Akan tetapi  seorang teman dari jauh bertanya kepadaku: “Uga berita post gempa jena ndai, senina?” menanyakan bagaimana keadaan post gempa yang melanda Chile dengan kekuatan 8,4 skala richter beberapa hari yang lalu.

Berhadapan dengan bencana alam, sepertinya negara ini sudah cukup teruji. Dalam arti bahwa pemerintah dan warga tidak menyerah pasrah begitu saja. Bantuan penanggulangan korban langsung mengalir. Bulan Maret kemarin, Provinsi Atacama di Chile Utara dihantam banjir bandang  yang mengakibatkan beberapa kota dan desa terkubur lumpur mengingat daerah tersebut adalah gurun pasir daerah yang paling gersang dan kering dijagat raya ini.

Bulan April, beberapa kota dan desa di Chile Selatan tertimbun oleh debu vulkanik semburan letusan Gunung Calbuco. Bulan Mei, kota pelabuhan Valparaiso di Chile Tengah dilahap api. Dan awal bulan Agustus yang lalu kembali banjir melanda Chile Utara. Negara yang kurus dan memanjang dari Utara ke Selatan dihimpit oleh Pegunungan Andes di Timur dan Samudra Pasifik di bagian Barat ini mungkin saja sudah “berlutut” berhadapan dengan masalah ini. Dan kenyataannya tidak. Dia tetap membusungkan dadanya menatap masa depan yang lebih baik.

chile 6

Tahun ini mungkin tahun yang kurang menguntungkan bagi Chile. Tetapi mengatasi bencana alam sedemikian rupa, ternyata pemerintah sudah memiliki anggaran penanganan bencana. Tidak banyak jumlahnya tetapi cukup untuk membangkitkan semangat penduduk yang terkena bencana untuk tetap menatap hari esok, hari yang baru. Dan bukan hanya itu, pemerintah selalu menumbuhkan semangat gotongroyong yang kita kenal sekarang ini dengan gerakan solidaritas.

Khususnya pada akhir pekan, banyak mahasiswa dari berbagai macam fakultas, dokter, guru, insinyur/ arsitek, tukang bangunan dan lain sebagainya menyempatkan dan mendaftarkan diri sebagai tenaga sukarelawan untuk membantu warga yang kesusahan. Karena itu, tidak ada yang terbengkalai. Di samping itu, selalu ada kampanye: “Mari Membangun Satu Rumah”! Setiap organisasi atau instansipun menggalang dana untuk pembangunan rumah warga yang terkena musibah.

Salut dengan perhatian pemerintah dan kerjasama warga terhadap pembangunan negaranya. Maka menjawab pertanyaan teman di atas, saya hanya bisa mengatakan bahwa sampai saat ini bumi Chile masih bergoyang-goyang  dibuai-buai oleh gempa-gempa susulan. Pagi tadi gempa terakhir masih berkekuatan 6,5 skala richter. Mereka mengatakan bahwa itu bukanlah gempa. Itu hanya getaran. Bagi mereka, selagi tidak memakan korban, itu sudah menjadi hal biasa.

Chile 3
Penulis berfoto di salah satu daerah pegungungan Chile.

Lalu apa yang menjadi pusat perhatian pemerintah demi kemajuan warganya dan negaranya?

Saat ini, pemerintah sedang berjuang untuk mengadakan pendidikan dasar (SD, SMP dan SMA) gratis bagi setiap warga sebagai usaha untuk meningkatkan taraf pengetahuan dan budaya dan sekaligus memberantas kemiskinan. Hasilnya, tahun depan akan banyak sekolah-sekolah swasta yang membebaskan uang sekolah bagi murid-muridnya, guru dan pegawai digaji oleh pemerintah. Dengan demikian, setiap orangtua bisa mengakses pendidikan yang baik bagi anak-anaknya di sekolah-sekolah yang berkualitas.

Gempa, banjir dan kebakaran adalah bencana alam yang kadang kala sulit diprediksi namun peningkatan taraf hidup warga adalah sesuatu yang bisa diatasi dan ditingkatkan, begitulah mereka berpikir. Karena itu tidaklah mengherankan jika Chile merupakan satu negara yang termaju secara ekonomi di Amerika Selatan dan dengan biaya hidup yang cukup tinggi. Gempa mengguncang, tetapi pemerintah dan warga mengikuti iramanya sambil menatap dan menata masa depan yang lebih baik.

Guncangan gempa seolah-olah dirasakan sebagai alunan lagu dan musik yang mengingatkan para penari untuk menghentakkan kakinya dalam tarian Cueca, tarian nasional Chile.

“Salam mejuah-juah ban banta kerina i Santiago Chile nari”.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.