Hutang dan Investasi

Oleh: Daud S. Sitepu (Papua)

 

daud sitepudevisa 2Jokowi bilang terjadi perlambatan ekonomi Indonesia. Sebagian pendapat mengatakan masih terjadi krisis ekonomi dunia; contoh kurs saat ini Rp. di 14.400 per USD. Krismon 98 kurs USD kisaran itu juga sampai Rp. 15.000 per USD dan bunga dana pihak ke tiga atau cost of fund mencapai 70%. Pinjaman atau kredit tentu harus di atas 70%. Jika cost of fund 70%, maka harus dicari saham apa yang bisa memberikan keuntungan di atas 70% sampai 100%.

Dampaknya banyak kredit macet. Debitur tidak punya kemampuan untuk membayar pinjaman bank. Bank juga kelabakan karena LDR atau Load to Deposit Rasio tidak wajar yang berakibat banyaknya bank harus di-recovery suntik dana oleh pemerintah atau bank take over atau bank tutup, lalu bantuan likuiditas BI.


[one_fourth]berdampak atas nilai import[/one_fourth]

NPL atau non performance loan rata-rata bank di atas 5%. Artinya kredit macet bank cukup tinggi. Jika banyak macet, mempengaruhi pendapatan bank dan penyediaan cadangan kerugian akan meningkat sehingga diambil dari laba atau dari modal bank.

Dampak krisis ekonomi yang mendunia atau global mulai dari Eropa dan Amerika berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Misal saja saat ini nilai rupiah tertekan terus terhadap mata uang USD, hal ini berdampak atas nilai import kita. Demikian juga atas pembayaran utang luar negeri atau pinjaman luar negeri. Ditambah lagi sentimen pasar yang cenderung pembelian USD tambah meningkat, kepercayaan atas rupiah tertekan.

Pemerintah melakukan penetralisir pasar untuk mata uang USD yang berakibat tergurasnya cadangan devisa.

Dengan berkurangnya cadangan devisa mau tidak mau jika eksport masih lemah perlu suntikan dana segar dengan cara praktis berhutang. Apakah ke bank dunia atau lembaga peminjam lainnya. Uang terebut digunakan untuk modal penggerak seluruh sektor yang membutuhkan dana seperti pembangunan infrastruktur jalan raya, lapangan terbang, pelabuhan, tol, sektor industri kecil sampai menengah. Tambah Modal untuk beberapa BUMN.

devisa 3

Jokowi bilang terjadi perlambatan ekonomi. Apa penyebabnya? Pendapat lain berkata karena penyerapan anggaran negara yang kecil dan lambat bisa jadi karena adanya pemerintahan yang transisi baru 8 bulan ini. Perubahan kebijakan pemutus anggaran, karena adanya pergantian kementrian atau juga pejabat pemutus belum lengkap. Atau pejabat kabinet kerja yang kurang agresif.

Baru saja terjadi pergantian Kabinet. Hasilnya tidak mungkin cepat butuh waktu lagi. Apakah yang namanya perlambatan atau krisis ekonomi pemerintah perlu melakukan pengendalian ekonomi, inflasi, neraca pembayaran, pengendalian sektor mikro dan makro ekonomi atau sektor-sekto lainnya. Kenaikan pendapatan pajak dan kenaikan gaji pegawai dll perlu menjadi perhatian.

Dengan pinjaman luar negeri telah mengikat negeri ini ke penguasa dunia jangka panjang dan harus tunduk pada syarat-syarat yang ditentukan. Setiap pemerintahan baru punya alasan sendiri-sendiri nambah utang. Semoga saja tdk membebani anak cucu ratusan tahun yamg akan datang.

Investasi terbesar yang perlu pemerintah lakukan untuk jangka panjang untuk majunya NKRI adalah investasi peningkatan SDM bangsa Indonesia.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.