Ganggas Yusmoro: FENOMENA APA YANG TERJADI PADA BANGSA INI?

Ketika film A Man Called Ahok dirilis serentak di seluruh kota-kota besar Indonesia dan disikapi antusias oleh penggemar Ahok di seluruh Indonesia, dengan bukti nyaris semua tiket ludes dan kursi penuh sesak, ada yang mengusik di pikiran, ini fenomena apa? Yang patut menjadi perhatian adalah, para penggemar Ahok pada film tersebut ternyata bukan dari golongan tertentu. Bukan dari etnis tertentu.

Namun, justru dari semua lapisan masyarakat. Dari lintas Etnis dan lintas Agama.

Dari yang berhidung bangir ke dalam hingga berhidung mancung betulan. Semua berbondong-bondong tumplek blek ingin nonton A Man Called Ahok.

Dalam beberapa kesempatan, saya tanyai latar belakang mereka kok begitu menyempatkan waktu melihat film Ahok. Apa jawabannya?

“Ahok seorang pejuang,” ttu desisnya dan rata-rata kesimpulannya seperti itu.

Barangkali kita akan menggarisbawahi apa yang menjadi alasan kenapa banyak orang rela menyempatkan waktu melihat film Ahok. Dan, satu hal lagi, Ahok adalah simbol dari kezoliman, penindasan, ketidakadilan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok manusia sok suci dan sok gamis.

Tidak dipungkiri, memang, bangsa ini sudah muak. Sudah jengkel dengan perilaku munafik dari orang-orang yang sok santun. Sok berpenampilan gamis. Berwajah malaikat namun ternyata di kemudian hari perilakunya tidak lebih dari biawak atau serigala. Justru seorang bajingan!

Ya, banyak orang yang dulu menghujat Ahok seperti halnya Zumi Zola, Bupati Lampung Selatan yang dari PAN. Hingga eks Ketua PKS yang akhirnya ketangkap KPK, serta Boss Travel Umroh yang ternyata penipu ulung. Padahal berpenampilan gamis. Ini telah membuktikan betapa bangsa ini butuh seorang pejuang. Butuh seorang pemberani. Seorang Kesatria sejati yang tidak gentar pada resiko apapun juga demi sebuah kebenaran. Demi sebuah keyakinan.

Rekam jejak Ahok yang tetap konsisten dengan prinsipnya, telah membuat namanya terpatri di hati bangsa Indonesia yang sedang mencari sosok pejuang sejati. Dan, pejuang sejati itu sepertinya disematkan di pundak Ahok yang sekarang sedang dipenjara. Dizolimi!

Namun, apakah Ahok lalu pasrah dan menerima ketidakadilan? Justru dengan caranya, Ahok telah menjadi manusia yang mumpuni dan tegar. Menjadi manusia yang tetap kokoh dengan prinsipnya.

“JIka seorang Ahok berani menghadapi 7 juta umat sendirian, kenapa yang didukung 7 juta umat malah lari lintang pukang dengan alasan Umroh?” Kalimat ini yang sering diucapkan oleh banyak orang.

Bangsa Indonesia sepertinya lagi mencari sosok pejuang. Jika A Man Called Ahok laris manis, bisa jadi Ahok sedang mengalami proses fenomena.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.