Kolom M.U. Ginting: ISIS Bukan di Tangan Mentan Perancis

M.U. GINTING 3Menurut Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian, kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan lenyap akhir tahun ini. Ini bisa dikatakan semacam dugaan atas dasar yang tidak objektif, bila dilihat dari hakekat persoalan terorisme dunia, seperti halnya terorisme Bin Ladin, Abu Sayyaf atau Santoso.  

ISIS tak ada kaitannya dengan Islam atau pejuang Islam, tetapi ada kaitannya yang erat dengan pedagang senjata yang kata Paus Fransiskus mengasih makan keluarganya dengan duit yang berlumuran darah. Begitu pidato Paus pada Hari Jumat Agung 2016 di Vatican. 

Selama terror-based industry atau war-based-economy masih giat, selama itu ISIS atau Santoso, atau Abu Sayyaf masih akan terus ada. Nama bisa ganti, atau jagoannya mentan perancishilang tak berbekas seperti Bin Ladin. ISIS, Santoso atau Abu Sayyaf, hanya nama saja. Kapan saja bisa diganti dan dihilangkan jika perlu atau sudah waktunya. 

Dengan istilah lain ialah ’war-based economy’ atau ’terror-based industry’ yang pegang peranan penting. Jonathan Turley  George Washington University bilang:

”The core of this expanding complex is an axis of influence of corporations, lobbyists, and agencies that have created a massive, self-sustaining terror-based industry.” 

 

Yang diperlukan bagi industri ini ialah perangnya, bomnya, yang dijadikan duit berlumuran darah seperti kata Paus Fransiskus. Untuk ini, perlu orang-orang yang melakukannya di lapangan. Pertama, orang naif yang mau masuk surga kalau bunuh diri dengan bom rakitan atau bom canggih. Orang yang diperlukan lainnya ialah orang-orang kriminal yang senang bunuh orang cukup dengan alasan ’kafir’ dan duit besar yang dijanjikan, senang bikin wanita jadi budak sex. Kalau tak mau bisa dibunuh langsung.  Ini kekuasaan yang dicita-citakan oleh kriminal asli, 100% kriminal.




Dua macam orang inilah yang dipakai di lapangan oleh industri ini. Inilah juga yang dikritik oleh Paus Fransiskus, pemimpin besar Katolik dunia itu. Kritik terhadap pedagang senjata dunia, orang-orang yang ’kasih makan keluarganya dengan uang berlumuran darah’, dan juga demi tercapainya ’global hegemony’.

Dr. Michel Chossudovsky bilang: “The so-called war on terrorism is a front to propagate America ’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA , The global war on terrorism is a fabrication, a big lie.”

Karena itu, sudah tak perlu diragukan bahwa ’war-based economy’ atau ’terror-based industry’ yang pegang peranan penting dalam soal matinya atau hidupnya ISIS, bukan Mentan Perancis atau siapa saja elit politik lainnya.  

Jonathan Turley  George Washington University bilang: ”The core of this expanding complex is an axis of influence of corporations, lobbyists, and agencies that have created a massive, self-sustaining terror-based industry.” 








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.