Kolom Andi Safiah: MASA LALU YANG DONGENG

Kemarin, Hari ini, dan Esok sebenarnya hanyalah Ilusi yang kita ciptakan untuk menggambarkan sebuah kejadian. Kemarin sudah lewat, hari ini sedang berlangsung dan esok masih misteri.

Mengapa kita bisa mengingat masa lalu, sementara kita tidak bisa mengingat masa depan?

Yang kita sadari hanyalah sekarang. Seperti halnya saya sadar bahwa saya sedang mengetik sebuah barisan kalimat yang didiktekan oleh pikiran saya. Lalu, dari mana datangnya semua kalimat yang mengalir begitu saja? Dari kesadaran yang terbangun di masa lalu, bukan dari masa depan.







Jadi, bagi mereka yang masa lalunya penuh dengan cerita-cerita dongeng, maka apa yang diekspresikan oleh dia saat ini adalah barisan dongeng. Jika dia tidak berani mengambil langkah “break down” maka masa depannya bersama dongeng bisa kita prediksi dengan akurasi yang sangat presisi.

Perlu diingat, ternyata yang membentuk masa depan kita adalah apa yang kita bangun dan mimpikan saat ini. Jika mimpi anda hanyalah ingin bertemu dengan Tuhan, maka ujung dari perjalanan anda hanyalah kematian yang dramatis. Ternyata, evidence atas Tuhan hanya eksis setelah kita mati adalah omong kosongĀ  mereka yang sampai saat ini persisten menjual Ilusi. Hanya dengan itu mereka bisa menikmati dunia dan anda adalah market place yang sangat empuk dan menguntungkan secara ekonomi maupun secara politik.

#Itusaja!

VIDEO: Kedua video di bawah memili thema yang sama sebagaimana judul sebuah tulisan antropolog Inggris (Moris Bloch): PAST AND PRESENT IN THE PRESENT. Sanggar Seni Sirulo pernah menampilkan pertunjukan yang sama di Kerja Tahun Desa Limang (Dataran Tinggi Karo). Video pertama adalah clip lagu Karo dari Murni Surbakti dan video ke dua clip Kabhie Kabhie Mera Dil Me dari Amitha Bachan (India)









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.