Kolom Andi Safiah: PILIHAN BUDIMAN SUDJATMIKO

Banyak yang emosian karena Budiman Sudjatmiko memilih bergabung dalam barisan Prabowo Subianto. Bahkan ada seorang kawan yang mencap dia “cemen” aktivis oportunis. Tidak layak dikenang sebagai pahlawan Reformasi, penghianat dan beragam jenis umpatan linnya akibat kekecewaan dan tidak siap menerima kenyataan.

Buat saya pribadi, sebagai mantan aktivis jalanan juga, itu adalah pilihan.

Hidup ini kadang kala kita harus berani mengambil pilihan. Meskipun pilihan itu harus mengecewakan banyak orang. Yang penting bagi saya adalah pilihan itu datang dari kesadaran kita sendiri.

Dan jangan lupa, dalam arena politik pergeseran dukungan itu biasa terjadi. Sebagai politisi saya kira Budiman Sudjatmiko sudah sangat paham dengan itu.

Yang ngga paham itu biasanya adalah orang-orang di luar Budiman Sudjatmiko yang berharap tidak ada perubahan dalam diri Budiman. “Kami mau Budiman yang dulu, bukan Budiman yang sekarang.”

Padahal Budiman yang dulu dan yang sekarang tetaplah Budiman. Cuman saja, Budiman yang saat ini adalah Budiman yang sudah tidak emosian.

Sebagai sesama warga negara kita perlu menyadari bahwa memilih dan dipilih adalah hak konstitusional yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Kita wajib menghargai pilihan beliau untuk berjuang bersama Prabowo, bukan Ganjar Pranowo .

Mantan Aktivis Jalanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.