Setelah Baim menghancurkan patung-patung sesembahan, sejenak kemudian Ayah Baim pun datang. Dengan ekspresi kaget, Ayah Baim pun bertanya. Ayah Baim: “Siapa yang menghancurkan patung-patung ini?”
Baim: “Tanya saja ke patung yang lebih besar, dialah pelakunya.”
Ayah Baim: “Ngawur kamu. Patung itu tidak bernyawa. Mustahil bisa menghancurkan patung lainnya.” Baim: “Nah, sudah tau dia tidak bisa apa-apa kok disembah?”
(2.000 tahun kemudian.)
Adul yang nakalnya ora umum alias sangat nakal, siang itu mencuri kotak sumbangan di sebuah rumah ibadah.
Ayah Adul: “Siapa yang membawa kotak sumbangan dari rumah ibadah ini? Berani-beraninya!”
Adul: “Gak tau, Yah.”
Ayah Adul: “Seharian kamu di sini, ngaku kamu Adul?!”
Adul: “Tanya aja ke Tuhan, Yah? Mungkin dia akan muncul dan ngomong siapa pelakunya.”
Ayah Adul: “Jangan ngawur kau Adul? Mana bisa Tuhan muncul dan ngomong langsung ke Ayah?”
Adul: “Nah, sudah tau dia gak bisa muncul dan ngomong langsung ke Ayah, kok masih aja disembah?”
Ayah Adul: “Ancene bocah dlogok njaran.”
Adul: “Weladalah.”