Kolom Boen Syafi’i: CUMA NORMATIF

Terkadang, apa yang terlihat belum tentu sama seperti apa yang kita simpulkan. Karena indra penglihatan manusia itu masih bisa dikalahkan dengan indra mata batin hasil olah ruh Ilahiyahnya.Indra penglihatan saja masih kalah, apalagi si Indra Brugman?

Seperti nyanyian dari Gun Adi adiknya Gun Roses yang berbunyi “dunia ini panggung sandiwara, ceritanya bisa berubah, ada peran wajar dan ada peran berpura-pura”.




Ya, pura-pura, tapi apakah pura-pura itu? Pura-pura adalah hewan reptil purba yang masih ada sampai sekarang. Dari sini ngantum fahim? Sekarang tempe esoknya kedelai, esoknya “ngene” eh sekarang kok “ngono”? Lumrah dan sangat manusiawi sekali, bagi orang-orang yang sudah mengsle otaknya.

Kemarin juga bertemu, cipika cipiki senyum-senyum dan lantas difoto cekrik cekrik sambil berkata “demi Indonesia”. Tetapi nyatanya, serangan hoax tak jua mereda, dan malah menjurus ke arah yang membabi buta.

Belum lagi tim soraknya, malah ngompor-ngompori dan ikut menebar berita palsu di akun twiternya masing-masing. Ah, apakah ini yang dinamakan “demi Indonesia” itu? Kalau “demi kekuasaan” sih, iya.




Mereka itu ibarat kucing anggora yang bersikap manis. Tetapi di belakangnya, iwak pindang resik tak bersisa, digarongnya. Ah, rangkulan itu saya anggap cuma “normatif” saja, tidak lebih.

Saya justru akan mengapresiasi, jika si “lawan” berani dan lantang berkata kepada tim horenya dengan kalimat “hentikan aksi konyol provokasi tagar itu, hai finding Neno?”.

Atau mengancam si ngustad Zul dengan ancaman “stop menebar kebencian atau keluar dari barisan pendukung saya”. Dan, bila perlu mengancam si Fadlizon dengan ancaman “hai Zon, mengkritik itu pake data, kalau tidak keluarlah dari partai saya”.

Tapi, sayangnya, kata-kata yang saya harapkan keluar dari mulut seorang negarawan itu enggan terlaksana. Seperti halnya pembelaan almarhum Jhon Mc’cain (Capres lawan Obama) terhadap Obama (rivalnya sendiri) yang diserang isu SARA.

Ah apa yang terlihat belum tentu sama seperti apa yang kita simpulkan. Aa Gym terlihat baik kepada istrinya, eh jebule yo kawin lagi, dengan yang lebih “syantik” pula.




Ahsudalah, Baper itu diletakan di dalam lemari saja, jangan diletakan di hati kita.

“Weladalah, itu kamper pakne bukanya Baper”.

“Wong Ediaaaaaan”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.