“Tuh, Indosat yang janjinya dulu mau di buy back, eh ternyata tidak pernah terealisasi,” kata seorang Kamvret, mencoba meyakinkan Kecebong untuk ikut di barisannya.
Indosat, sering sekali kata ini dipakai barisan hatters untuk menyerang Presiden Jokowi. Padahal, apa pentingnya Indosat jika mayoritas saham Telkomsel di Malaysia sudah berhasil dikuasai? Apa pentingnya Indosat, jika Freeport, Blok Rokan, Blok Mahakam, Chevront dan Newmont sudah berhasil diakuisisi?
Apa pentingnya Indosat, jika rakyat di Papua sekarang sudah menikmati listrik masuk desa dan BBM satu harga? Apa pentingnya Indosat, jika ribuan km jalur tol dan jalur rel kereta api sudah cetho welo-welo terlihat nyata pembangunannya di seluruh NUsantara?
Jika kita fair, pemimpin mana di dunia ini yang bisa menepati 100% janji-janjinya? Erdogan? Janjinya bikin Turkiyem makmur dan gemah ripah loh jinawi? Eh ternyata sekarang malah ngutang duit ke negara Tiongkok, yang kalian musuhi. SBY? Janjinya memberantas korupsi. Eh, malah kader partainya sendiri yang rame-rame korupsi. Suharto? Ingin menjadikan negeri adil makmur sejahtera. Ternyata yang sejahtera malah anak-anaknya beserta para kroni Cendana.
Anis Sandi? Janji DP 0, Ok Oc, bahagia warganya. Ternyata gerai Ok Oc bangkrut, DP 0 urung terealisasi dan malah warga Jakardah masih kalah bahagia dengan penduduk di Surabaya.
Andai hati nurani sudah diliputi kebencian, jangankan dengan presidennya sendiri, sama tetangganya pun juga akan bersikap yang sama. Ibaratnya Presiden sudah bersusah payah untuk memberikan ikan tongkol kepada rakyatnya. Eh malah ikan asin yang kalian minta.
“Pakne, Presiden mana yang pernah terlibat skandal main perempuan terparah sepanjang masa?”
“Pasti Bill Clinton Presiden Amerika Bune?”
“Bukan Pakne, Presiden PKS Lutfie Hasan Iskak jawabannya”.
“Weladalah, kalau itu sih bukan skandal, Bune, tapi memang sudah menjadi hobinya,”
“Ediaaaaaan”.
Salam Jemblem..