Kang Paidi seorang lurah atau kepala desa di kampungnya terkenal alim, rajin ibadah dan gaya bicaranya pun mirip ngustad di youtube. Hingga membuat banyak warga yang terbuai dengan ucapannya. Suatu ketika, tepat di tengah malam, seisi desa digegerkan dengan teriakan minta tolong seorang perempuan di kampungnya. Para warga pun segera bergegas mencari sumber suara tersebut.
Setelah ditelusuri, ternyata suara teriakan itu berasal dari rumah Ngatemi, seorang janda muda yang weleh-weleh bodinya.
Maka gegerlah seisi desa dengan kejadian tersebut. Spontan para warga mengepung rumah Ngatemi dan bergegas untuk menyelamatkanya. Dugaan warga pun ternyata benar adanya, bahwa ada laki-laki yang mencoba melakukan tindakan asusila terhadap Ngatemi si janda yang seksi bodinya. Setelah melakukan pengepungan dan pencarian selama lebih dari satu jam lamanya, akhirnya si laki-laki hidung belang itu ditemukan dan dapat ditangkap.
Segera saja para warga menyuruh si maling “kelamin” membuka sarung yang menutupi kepalanya. Setelah dibuka kedoknya, lagi-lagi warga pun dibuat geger untuk yang keduakalinya. Ternyata bandit tersebut adalah Kang Paidi, yang tak lain lurah mereka sendiri.
Kang Paidi yang terkenal alim dan bisa menjaga iman di desanya itu, ternyata tidak bisa menjaga “imron” atau syahwatnya. Setelah dihajar rame-rame, Kang Paidi segera dipolisikan oleh warga. Namun, sebelum diserahkan ke pihak yang berwajib, si lurah ini pun sempat berpesan kepada para pejabat desa. Kata Kang Paidi: “Mohon saya didoakan, ya, ini musibah dan ujian dari Tuhan kepada saya.”
Yu Waginem istrinya Kang Paidi yang mendengar ini spontan berteriak kepada suaminya: “Opo musibah dan ujian? Musibah dengkulmu anjlok itu pakne, wong lanang pekoookkkk!!!!”
Woalah Di, Paidi, vangke benar kowe, Di.
Salam Jemblem..