Kolom Boen Syafi’i: NGUSTAD FETAMBURAN

Suatu ketika, sang ngustad fetamburan sedang menceramahi puluhan jamaahnya di dalam sebuah Masjid. Namun, namanya saja ngustad fetamburan, tentu saja ceramahnya penuh dengan provokasi dan fitnahan terhadap pemerintah. Dengan suara yang berapi-api di dalam ceramahnya, si ngustad melampiaskan kebencian dan fitnahannya.

Kata si ngustad: “Rezim ini rezim keji, rezim anti Ulama, rezim anti Islam, maka kita harus ganti Takdirr!!!!”

Si ngustad pun menambahkan omonganya: “Kita pilih Prabowo. Karena Prabowo itu sangat Islamis, rajin sholat, rajin puasa, dan wakilnya pun bergelar Ulama, Takdirr.”

Karena semakin lama ceramah si ngustad fetamburan semakin besar provokasinya, para jamaah yang mendengarkan tausiyah dari si ngustad satu per satu meninggalkan mimbar. Hingga pada akhirnya tersisa satu orang saja jamaah yang setia mendengarkan ceramah provokatif dari si ngustad fetamburan.

Kata si ngustad: “Ane terharu melihat ngantum. Ternyata ngantum sama seperti ana, fendukung berat pasangan Prabowo.”. Si ngustad pun lantas memeluk satu orang jamaah yang tersisa tersebut, dengan penuh rasa haru.

Setelah sekian lama hanya berdiam diri, kali ini si jamaah yang tersisa angkat suara. Kata si jamaah: “Maaf ngustad, bukannya saya ini mendukung Prabowo, bila sampai saat ini saya tidak meninggalkan mimbar seperti jamaah yang lain. Namun ….”.

“Namun apa, ya, akhi?” kata si ngustad menanggapi perkataan si jamaah. Dan si jamaah pun menjawab dengan lirih.

“Namun, bagaimana saya bisa meninggalkan mimbar, jika sajadah milik saya, dari tadi ngustad duduki?”

Dan si ngustad pun berkata: “Weladalah ….”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.