Kolom Boen Syafi’i: SEMUA HANYA ADA DI INDONESIA

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia yang tidak ada satupun negara lain bisa menandingi luasnya lautan yang dimilikinya. Deretan pulau yang menjadi wilayah kedaulatan bangsa menjadi ciri khususnya. Uniknya, meski berbentuk kepulauan, negara Indonesia masih utuh sampai saat ini.

Padahal, Uni Soviet yang berbentuk daratan saja bisa pecah dan membentuk negara sendiri-sendiri.

Tetapi, kini, persatuan di tengah ke Bhinekaan itu terancam musnah. NUsantara dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote pun terancam eksistensinya. Masuknya faham transnasional dengan ciri suka menyalahkan, membenci budaya bangsa dan selalu ingin berperang dalam merebut kekuasaan, menjadi akar permasalahan di negeri ini.

Sistem negara Pancasila yang ber Bhineka Tunggal Ika, hasil kesepakatan para pendiri bangsa termasuk para Kyai yang sangat mumpuni ilmunya pun ingin dirobohkan oleh mereka. Mereka ingin negeri ini dikuasai satu agama saja, satu orang saja dan satu trah saja seperti halnya Saudi Arabia. Padahal, bila membandingkan Saudi dengan Indonesia, jelas sangat …. sangat berbeda.

Rumah-rumah adat Karo di Desa Dokan, Dataran Tinggi Karo

Saudi hanya mempunyai beberapa ragam suku dan budaya, sedangkan Indonesia? Kekayaan ragam budayanya tidak akan bisa disaingi oleh negara manapun yang ada di dunia. Keindahan alamnya pun demikian. Dari gunung berapi sampai eksotisnya Pulau Bali dan Papua. Saudi tak akan pernah punya. Belum lagi keanekaragaman kekayaan alamnya. Ah, semua itu hanya di Indonesia.

Untunglah masih ada NU, ormas dunia akhirat yang menjaga bumi NUsantara dari perpecahan dan kehancuran. Andai NU tiada maka sudah pasti perang Suriah akan merembet ke negara kita.

Inilah ajaibnya Indonesia, meski penuh dengan keberagaman tetapi tetap menjadi satu kesatuan yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lebih ajaibnya lagi, sebagian kecil penduduknya ada yang sudah kerasukan fifis unta. Hingga masalah vaksin, politik sampai ke ekonomi mereka tanyakan kepada ustadznya saja.

Pertinyiinyi?

Ini ustadz apa si Rocky Gerung, sih? Kok kayak PALUGADA alias “mau ape lu, di gua semua ada.”

Ahsudalah, efek fifis unta memang warbiasyah.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.