Kolom Boen Syafi’i: TETAP PEDULI WALAU DICACI DAN DIHINA

Beliau terlahir dari kalangan biasa, bukan ningrat bukan priyayi dan bukan pula keturunan dari pejabat Indonesia. Hidupnya penuh keprihatinan dan kesederhanaan karena begitulah masa lalunya. Nguwongke uwong atau memanusiakan manusia sudah menjadi prinsip dari pak Jokowi sepanjang hidupnya.

Buktinya, seorang buron residivis yang menjadi provokator dan berlindung di negeri Saudi pun juga tidak dipaksa balik ke negaranya.

Seorang tua bangka yang mulutnya sering menebar fitnah kepada beliau pun dihiraukan dan tidak pula menuntutnya ke penjara. Seorang mualaf Tionghoa yang jelas-jelas anti Pancasila pun dibiarkan berkeliaran, dan masih bebas makan kwetiaw kesukaannya. Seorang yang katanya ngustad MUI tetapi hoby ngetweet berisi fitnahan pun masih bebas memainkan jari-jemarinya.

Seorang yang ngaku Gus padahal dus, yang sering berkata sopan seperti “cuk asu” dan lain-lain juga bebas menikmati jemblem TKWnya. Seorang penculik dan pelanggar HAM berat di Jaman Orba masih bebas berorasi dengan referensi novel fiksinya.

Andaikan si presiden mau memakai cara represif kepada mereka, pasti dengan mudah beliau memasukan mereka ke penjara. Tetapi, misi beliau bukan untuk menghabisi lawan-lawan politiknya, seperti halnya Erdogan pujaan para Kamvret dan sekutunya. Melainkan, untuk mewujudkan: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Tuhanlah yang memilih dan Tuhan pula yang akan membimbing serta melindungi beliau dari ancaman setan yang berkedok manusia. Meski dicaci dan dihina, kepedulian terhadap para Kamvret tetaplah ada dengan cara membangunkan RSJ yang akan sangat berguna disaat Pilpres tiba.

Semoga RSJ ini tidak diberi waring hitam seperti sungai di Jakardah.

Salam Jemblem..




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.