Kolom Edi Sembiring: KETIGAKALINYA RAYAKAN NATAL DI PENGUNGSIAN

Namun, tidak ada pusat penampungan pengungsi yang didirikan oleh pemerintah atau organisasi non-pemerintah untuk mereka.

Tidak pernah ada tenda-tenda hunian sementara. Mereka menyerak ke berbagai tempat. Para pengungsi Maybrat bertahan hidup dengan cara mereka masing-masing.

Di balik konflik senjata, diduga ada perampasan rumah-rumah dan lahan para pengungsi. Yang paling membuat mereka marah adalah perambahan terhadap hutan milik keluarga mereka selama masa pengungsian.

Di Maybrat, setiap marga memiliki lahan yang dimiliki secara komunal dan turun-temurun. Merujuk pada istilah ‘Papua bukan tanah kosong’, setiap jengkal hutan Papua telah terbagi menjadi milik marga atau komunitas adat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.