Kolom Eko Kuntadhi: HUJAN DI CIANJUR

Sedari kemarin, Ganjar Pranowo berada di Cianjur. Menginap di rumah warga. Menikmati santap siang ikan asin bersama masyarakat di sebuah desa kecil di sana. Udara Cianjur tidak seperti biasanya. Lebih panas. Mungkin dampak El Nino.

Tanah kering akibat hujan lama tidak turun. Tanaman layu. Dan sumur-sumur kekurangan air.

Obrolan warga Desa Tegallega, Cianjur, siang itu seputar kemarau dan udara yang panas. Tapi mereka sadar, pergantian hujan dan panas. Pergantian angin dan kemarau, semua adalah putaran alam yang mengikuti ritme sendiri. Manusia hanya bisa berharap.

Ganjar ikut merasakan suasana Cianjur yang tidak biasanya itu. Kesegaran embun pagi begitu cepat menguap dari daun teh di kebun. Kemarau mempercepat subuh yang biasanya basah.

Kebetulan siang nanti, Ganjar akan bertamu ke Pesantren Al Ittihad. Letaknya di desa itu juga. Setibanya di sana, beliau mengusulkan untuk digelar sholat Istisqa (sholat minta hujan). Ini adalah ikhtiar manusia beriman untuk meminta Allah Tuhan Alam semesta memberikan tetesan rahmah kepada Tanah Cianjur.

Kyai di pesantren setuju. Bersama Ganjar dan para santri serta masyarakat, mereka menggelar ibadah sholat Ististqa di halaman pesantren. Mereka bermunajat kepada Allah. Melakukan ikhtiar manusia-manusia beriman untuk memohon agar hujan menyapa desa kecil itu.

Sehabis sholat dan doa, dilanjutkan dengan ramah tamah, rombongan Ganjar beranjak pulang.

Dalam perjalanan pulang, seorang peserta rombongan mendapat sebuah pesan WA. Dari seorang petani muda di Desa Tegallega tadi.

“Alhamdulillah, mas. Tidak lama rombongan Pak Ganjar pulang, Allah turunkan hujan di sini. Lumayan deras. Masyaallah. Subhanallah. .. ” Begitu tulisnya dalam pesan WA.

Tentu saja, kita gak bisa menarik kesimpulan bahwa sholat dan doa minta hujan siang itu diijabah langsung oleh Allah. Terlalu berlebihan sepertinya jika kita berkesimpulan begitu.

Tapi cukuplah kita meyakini, bahwa doa yang dilantunkan oleh hati yang tulus. Akan naik ke langit bersatu bersama zikirnya orang-orang yang sholeh.

Hujan di Desa Tegallega siang itu, adalah bukti, sekecil apapun, manusia harus selalu berikhtiar. Dan menyandingkannya dengan doa kehadirat pemilik alam raya.

Subhanallah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.