Kolom Eko Kuntadhi: KENAPA JADI PENGECUT, SEKARANG?

Apakah Rizieq takut ditangkap polisi? Saya rasa tidak. Di jaman SBY dia juga ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman. Kasusnya adalah soal penghasutan via ceramahnya.

Saat ditangkap dia gak lari ke mana-mana. Menghadapi kasusnya dengan berani.

Kenapa? Karena tuduhannya adalah penghasutan yang dilemparkan dari ceramahnya. Jika karena itu dia ditangkap dan diadili, dia akan merasa jadi pahlawan. Pendukungnya tambah mengelu-elukan dia.

“Lu, hebat, ndro…”




Tapi kenapa kali ini Rizieq kabur? Bahkan berteriak-teriak agar kasusnya dihentikan. Kenapa pembelanya di sini selalu meminta polisi menghentikan kasus Rizieq? Mengapa nyali Rizieq begitu ciut? Padahal dulu dia dengan gagah berani menghadapi konsekuensi sampai pengadilan?

Kali ini beda. Kasusnya adalah soal mesum. Soal percabulan. Bukan masalah yang heroik.

Pembela yang buta boleh saja teriak itu fitnah. Itu kasus rekayasa. Jika benar itu kasus fitnah dan rekayasa justru ini kesempatan emas bagi Rizieq. Jika dia bisa membuktikan kasusnya direkayasa, dia bisa jadikan kasus ini untuk langsung menghantam Jokowi.

Bukankah dia benci setengah mampus terhadap Jokowi? Kalau semua hal bisa diplintir untuk memojokkan pemerintah, masa kesempatan emas ini gak mau dimanfaatkan, sih?

Jika dia gak berbuat, gampang saja. Banyak ahli IT bisa dihadirkan sebagai saksi. Sekalian buka rekayasa itu. Buka tudingan pemerintah mengkriminalkan ulama dengan membuat kasus mesum rekayasa. Ini kesempatan emas untuk menjatuhkan Jokowi, bukan?

Tapi, kenapa itu tidak dilakukan? Kenapa malah kabur? Kenapa kesempatan emas politik tidak dimanfaatkan dengan baik?

Karena, kemungkinan besar ini kasus nyata. Percabulan itu terjadi. Susah membantah hal yang terang benderang.

Jika dihukum karena ceramahnya, Rizieq akan tetap dianggap pahlawan oleh pengikutnya. Jika dihukum karena mengerahkan massa dia akan tetap dianggap pembela Islam.

Tapi, jika dihukum karena kasus cabul, pembela agama seperti apa yang otaknya mesum begitu?

Kalau kasus ini yang dihadapi, dia mungkin tidak akan dielu-elukan pendukungnya lagi.

“Lu cabul, sih ndro…”










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.