Kolom Eko Kuntadhi: ORANG ASING

Dia ingin berterimakasih pada hujan. Rinainya begitu tangkas menyembunyikan air mata. Hingga ia bisa berdiri lama di tengah lapang. Menengadahkan wajah ke langit. Orang mengira dia sedang bahagia.

Dia ingin berterimakasih pada guruh. Gemuruhnya menyamarkan isak. Hingga ia bisa meratap pedih. Dan orang mengira dia sedang bernyanyi.

Dia ingin berterimakasih pada malam. Gelapnya menutupi wajah duka. Hingga ia bisa duduk di situ, memandang bulan kelabu. Orang mengira dia sedang jatuh cinta.







Dia ingin berterimakasih pada dunia yang ikut menutupi lukanya. Dan kepada semua orang yang mengira-ngira sampai terbit rasa iri di hati mereka. “Betapa beruntungnya dia,” gumam mereka bersamaan.

Suatu saat, ketika dia berdiri di kamarnya. Tatapannya tertumpu ke sebuah cermin besar. Dia ingin memandang wajahnya sendiri seperti biasa saat bersolek, tapi yang didapati hanya seringai orang asing. Orang itu meledek dengan senyum sinis, seraya bertanya, “kamu siapa?”

“Aku? Aku adalah kamu. Mari kita berkenalan,” dia menjawab sekenanya. Sesaat ruangan sepi. Ia dan orang di dalam cermin itu kaget bukan main. Setelah tahu bahwa selama ini mereka belum saling berkenalan.

Malam membeku. Hanya angin memainkan tirai jendela.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.