Saya masih ingat, dulu, selalu orang-orang bilang: “Mengapa setiap tahun politik semarak pembicaraan mengenai KBB?” Padahal kenyataannya, pembicaraan mengenai KBB di media sosial dari dulu setiap hari semarak (tiada henti) selama hampir 20 tahun.
Sekarang, memasuki tahun-tahun politik, justru semarak anti KBB, sementara Gerakan KBB tetap semarak setiap hari (tak hirau tahun politik atau tidak).
Kesimpulan, tuduhan KBB berpolitik datang dari orang-orang yang punya kepentingan politik. Di tahun-tahun politik seperti sekarang ini. Tanpa pernah menghiraukan isi argumen KBB.
Gerakan KBB sudah jauh dan mendalam membahas hal-hal terkait arkeologi, sejarah, linguistik, antropologi, Test DNA, data-data dan fakta-fakta lapangan serta pendalaman terhadap Kebudayaan Karo sendiri.
Para pembenci KBB hanya bisa menggunakan umpatan-umpatan ala Rocky Gerung. Alias tak ada isi. La lit zatna nina nai Bibi Ngudaku. La ermeaning nina mamiku. Ngisak-ngisak ngenca pemetehna, nina …..
Dan dikatakannya pula sebagai diksi efektif. Encage, adi sisubuki, ngancam-ngacam tempa bunuhna naring atena kita. Kusukula.