Kolom Maria F. Anmuni: HASIL KERJA NYATA YANG BERKAMPANYE

Indonesia adalah negara yang berdemokrasi. Sistem pemerintahannya dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian, rakyatlah yang memilih langsung pemimpin. Pemilihan pemimpin dilakukan setiap 5 tahun sekali. Dalam berdemokrasi, setiap calon pemimpin yang akan dipilih rakyat wajib menyampaikan visi dan misinya selama masa kampanye. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan rakyat bahwa mereka pantas dipilih sebagai pemimpin.

Tahun 2019 yang akan datang, bangsa kita akan melaksanakan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakilnya yang akan memimpin Pertiwi selama 5 tahun ke depan.

Kita sudah tahu siapa kedua calon presiden dan wakilnya masing-masing. Salah satu Capres kita Bapak Joko Widodo. Rakyat tidak asing lagi dengan sosoknya yang jujur, rendah hati dan merakyat.

Pada pencalonannya 2014 lalu, Bapak Joko Widodo bersama wakilnya Bapak Jusuf Kalla merancang 9 agenda prioritas jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Program itu dikenal dengan Nawacita. Atas berkat Tuhan, beliau terpilih langsung oleh rakyat. Dengan semangat yang gigih didukung oleh wakil, para menterinya, beliau mewujudkan program Nawacita. Dari pedesaan hingga ke perkotaan.

Kelebihan beliau adalah pembangunan yang dilakukan  bersifat Indonesia sentris sehingga terwujudlah bunyi sila ke lima dari Pancasila: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Lihat saja Papua yang paling jauh dari sentuhan pemerintahan sebelumnya bisa merasakan sentuhan pemerintahan saat beliau menjabat sebagai Presiden. Para maling uang negara disikat dan tak berkutik. Ia mampu menjaga uang negara yang akhirnya digunakan untuk kepentingan rakyat kecil.

Kerja nyatanya sudah dirasakan oleh masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari Bandara, Jalan Tol, Jalan Trans Papua, Tol Laut, Jembatan, Bendungan, Waduk, Irigasi, Perumahan, dan masih banyak lagi kerja nyata serta kehebatannya yang tidak dimiliki pemimpin lain. Dia berani mengambil kembali aset negara (PT Freeport, Blok Mahakam dan Blok Rokan).

Selain itu, program kerjanya yang mengurangi beban masyarakat kecil seperti: PKH KIS dan KIP. Pemberian bantuan ini pelaksanaannya pun tepat sasaran yaitu rakyat kecil. Membangun dari desa dilakukan dengan pemberian dana desa. Hal ini akan meningkatkan perekonomian di desa, pembanguanan desa dan memberdayakan tenaga kerja di pedesaan. Masih banyak lagi kerja keras beliau untuk Pertiwi dan seisinya.

Jokowi membutuhkan Tim Sukses dan Juru Kampanye untuk membantunya dalam berkampanye tapi semua kerja beliau sebenarnya adalah kampanye nyata yang telah meluluhkan hati masyarakat Indonesia. Mulai dari pedesaan sampai perkotaan. Beliau pemimpin yang dibutuhkan rakyat. Dia mampu bekerja keras untuk rakyat. Dia bukan pemimpim yang hanya pandai bermulut manis dan beretorika. 1.000 janji manis takkan mampu menggantikan 1 perbuatan baik. Apa lagi kebaikan yang dilakukan beliau tidak hanya satu saja.

Kerja, Kerja, Kerja ….. itulah motto beliau dalam menjalankam kabinet pemerintahannya. Kerja nyata itu adalah cinta. Kerja nyata itu telah berkampanye putih meskipun belum saatnya. Kerja nyata itu adalah jalan menuju kemenangan. Kerja nayata itu kekuatannya melebihi tagar dan deklarasi 2019 ganti presiden.

Joko Widodo telah membuat masyarakat percaya dengan kerjanya yang nyata karena cinta itu adalah kerja bukan sebatas konsep dan kata-kata. Ketika Program Nawacita yang dirancang 2014 lalu sudah dijalankan maka pada tahun 2019 yang akan datang masyarakat tak ragu lagi dengan rancangan program yang baru.

Kupang, 3 September 2018




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.