Kolom Ray Bambino: MANUVER

Secara politik, SP3 itu menguntungkan pihak penguasa. Lawan politik penguasa jelas tak berkutik dengan adanya manuver ini. Bahkan konon katanya, rival tangguhnya pun sempat banting piring.

Bagaimana tidak?

Mereka pikir kaum Islam garis keras sudah di tangannya. Namun, dengan adanya manuver “tidak populis” ini, mereka harus menghitung ulang kembali angka-angka yang sedari awal sudah terpola. Sampai detik ini, meskipun banyak dari kalangan intelektual yang menyayangkan strategi ini, Jokowi masih di atas angin dengan kemenangan telak dalam suatu pertempuran politik terkini.




Namun demikian, Jokowi boleh memenangkan pertempuran terhadap rival politiknya, tapi dia belum bisa memenangkan golongan intelektual yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme. Bahwa bicara jumlah, golongan ini memang kalah jumlah dibanding dengan jumlah rakyat Indonesia yang mendukungnya.

Soalnya, di barisan pendukungnya, selain ada militan, juga terdapat golongan intelektual yang sudah melupakan idealismenya. Golongan ini biasa dikenal dengan sebutan buzzer. Belum lagi golongan proletar yang sempat menikmati megahnya jalan tol, sertipikat gratis dan sepeda unyu-unyu itu.

Akhirnya, harus saya katakan, pakde…. Sejauh ini anda memenangkan pertempuran. Tapi ingat, memenangkan seribu pertempuran belum bisa disebut sebagai pemenang perang.

#SruputKencingOnta




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.