Pekan Bumi: KAMPANYE PENYELAMATAN RIMBA TERAKHIR

SANDRAK LUGO. MEDAN. WALHI Sumatera Utara mengadakan Touring Campaign Selamatkan Rimba Terakhir Sumatera Utara [Selasa 3/4]. Kegiatan dilakukan oleh sahabat WALHI Sumut (Hendra Sianipar) yang merupakan mahasiswa pecinta alam Rindala, Universitas Methodis, Medan.

Cakupan kampanye meliputi Sumatera dan Jawa. Berawal dari Aceh serta bergerak ke Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung dan finish di Pulau Jawa.

Kampanye ini memperingatkan seluruh lapiran masyarakat dan pemerintah Indonesia bahwasanya rimba perkasa yang kita agungkan sudah habis diekploitasi dan dialihfungsikan oleh korporasi raksasa. Kawasan hutan di Sumut tersisa kurang lebih 3 juta Ha secara tertulis namun faktanya bisa jadi kurang dari 3 Juta Ha.







Setelah melihat kondisi dan persoalan hutan semakin tahun semakin berkurang dan hancur, maka Hendra Sianipar terdorong melakukan kampanye penyelamatan Rimba Terakhir Sumatera Utara. Dia melakukan kampanye dalam bentuk himbauan dan memberitahukan kepada masyarakat publik pentingnya penyelamatan Rimba Terakhir sebagai sumber kehidupan di masa yang akan datang.

Ini merupakan agenda WALHI Sumut sebagai lembaga lingkungan hidup di Sumatera Utara. Kerja-kerja WALHI Sumut adalah melakukan advokasi dan kampanye lingkungan hidup. Kampanye penyelamatan Rimba Terakhir marupakan rangkaian kegiatan dalam memperingatin Hari Bumi Sedunia dan Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup Indonesia (KNLH) 2018. Pada bulan April 2018 akan ada agenda kegiatan secara nasional di Kota Medan, Sumatera Utara.

Dana P. Tarigan sebagai Direktur Eksekutif WALHI Sumut memberangkatkan peserta Touring Campaign dari Kantor WALHI Sumut. Menurut Dana, kegiatan Kampanye Penyelamatan Rimba Terakhir Sumatera Utara adalah warning pada pemerintah.

“Kami menyadari perlu dilakukan kampanye penyelamatan Rimba Terakhir sebagai bentuk pemberitahuan kepada semua lapisan masyarakat dan pemerintah bahw kondisi hutan kita sudah habis dan semakin tahun semakin berkurang. Banyaknya faktor yang menyebabkan Rimba Terakhir kita habis adalah salah satunya faktor perizinan perkebunan, pertambangan dan kegiatan ekstraktif lainnya,” tutur Dana.

Dana menambahkan, kegiatan penyelamatan Rimba Terakhir merupakan salah satu rangkaian kegiatan menyambut Hari Bumi dan Konsulatasi Nasional Lingkungan Hidup Indonesia (KNLH) 2018 yang akan diselenggarakan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara April 2018. Kegiatan Pekan Bumi dan Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup 2018 akan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Acara Pekan Bumi dan KNLH 2018 akan diselenggarakan di Lapangan Merdeka.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.