Kolom Eko Kuntadhi: TELEPON MISTERIUS

Ratna Sarumpaet meradang pada petugas Dishub DKI Jakarts yang hendak menderek mobilnya karena parkir sembarangan Dia mengancam akan telepon Anies Baswedan. Tidak berapa lama mobil Ratna dikembalikan oleh petugas yang mendereknya, plus permohonan maaf lahir dan bathin, 2030 H.

Entah Ratna telepon Gubernur Anies atau tidak, yang pasti mobil itu diantarkan kembali padanya. Sesalah-salahnya petugas, gak mungkin mereka mengantarkan mobil yang sudah ditindaknya. Paling banter, mobilnya bisa diambil sendiri oleh pemiliknya. Lha, ini sampai dikembalikan langsung. Gak mungkin jika tidak ada perintah atasan.







Lantas apa benar Ratna telepon Anies seperti terlontar dari ancamanya kepada petugas Dishub? Kata Gubernur dia tidak pernah menerima telepon dari Ratna.

Lalu, siapa yang memerintahkan petugas Dishub mengembalikan mobil Ratna disertai permohonan maaf dan penyasalan sedalam-dalamnya seraya berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Jika ketahuan mereka menderek mobil para pendukung Gubernur lagi, mereka bisa saja diturunkan jabatannya menjadi Penggalang atau Siaga.

Soal Ratna benar menelepon Anies atau tidak, gak penting kita bahas. Bisa saja dia bicara bukan via telepon, tapi lewat telepati. Jadi jawaban Anies benar, dia tidak pernah terima telepon Ratna.

Atau mungkin yang dihubungi Ratna adalah staf Gubernur, lalu atas nama Gubernur staf itu bertindak memerintahkan petugas Dishub untuk bertobat. Sebenar-benarnya tobat, tobatan nashuha.

Atau mungkin Anies memang tidak menyimpan nomornya Ratna pada ponselnya, jadi ketika ada telepon masuk, dia gak tahu itu dari siapa. Yang dia tahu tadi ada perempuan dengan suara galak memerintah dia untuk mengurus petigas Dishub.

Mungkin juga dia menyimpan nomor itu, tapi yang ditulis pada memori HP-nya namanya bukan Ratna Saumpaet. Misalnya, Mukidi. Jadi dia menganggap tadi sedang bicara dengan Mukidi, bukan dengan Ratna.

Atau mungkin juga sebetulnya Ratna menelepon ke Anis Matta, bukan Anies Baswedan. Makanya Gubernur merasa sama sekali tidak pernah menerima telepon Ratna. Padahal sih, ternyata yang dihubungi Ratna malah Anisa Bahar.

“Maaf bu Ratna, hubungan saya dengan derek mobil apa, ya? Kalau soal dangdut, saya ngerti bu. Kalau perkara derek menderek, saya kurang paham,” jawab orang di seberang telepon.

Tapi, sekali lagi, kita gak tahu pasti apakah benar Ratna menelepon Anies atau anak buah Anies untuk mengurus kasusnya itu. Kalaupun dia gak telepon, justru itulah hebatnya. Belum telepon Anies saja petugas Dishub sudah kelabakan, apalagi Ratna beneran telepon. Bisa suram masa depan mereka.

“Bu, sebenarnya ibu telepon Gubernur gak, sih?”

“Teleponlah. Tapi salah sambung. Yang jawab malah Ahmad Dhani.”








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.