Kolom Seriulina Karosekali: PIDATO PAK JOKOWI INGATKAN KENANGAN PADA AYAH

Bapakku adalah sosok yang jarang sekali marah. Suka bercanda, senang bermain dengan anak-anak semasa hidupnya. Rata-rata anak di kampung kami senang dengan bapakku. Selain suka mendongeng, sangat kreatif. Apa saja dapat dijadikan mainan yang disukai anak-anak. Bapakku suka mengalah saat ada masalah dengan siapapun. Bukan karena dia penakut atau pengecut, tapi dia sering bilang, menghadapi orang yang lagi marah, percuma.

“Namun, ketika yang dia buat sudah di ujung batas, jangan takut untuk melawan,” itulah yang selalu dikatakan bapakku.

Aku masih ingat ceritanya, waktu masih muda. Ketika dia sering dibodohi, difitnah oleh salah satu kerabat jauh di kampung, karena ada satu masalah dan juga mungkin karena iri dengan sikap bapakku yang cool banget dan dia seorang yang jujur. Berkali-kali dia mengalah menghadapi sang kerabat, sampai akhirnya kesabaran dia habis. Kemudian dia menantang sang kerabat untuk membuktikan semua tuduhannya dan bapakku akan menunjukkan bukti kebohongan kerabatnya.

“Kali ini adu jotos dengan bebas pakai alat bantu apapun aku ladenin,” bapakku menawarkan penyelesaian pertikaian mereka dengan bertanding sampai salah satu dari mereka tewas.

Tapi ternyata, kerabat itu tidak berani menunjukkan apapun tentang tuduhannya kepada bapakku. Dari saat itu, sang kerabat tidak pernah lagi cari masalah seperti sebelumnya dengan bapakku.

Almarhum selalu berpesan kepada anak-anaknya, hidup jujur, jangan suka membuat masalah, tapi jangan juga takut melawan jika orang lain sudah keterlaluan dan masalah yang dia buat tidak bisa ditolerir lagi. Hal itu juga yang membuat aku tumbuh jadi anak perempuan yang berani. Masih ingat masa anak-anak sampai remaja, aku sering berantam sama anak laki-laki yang suka jahilin aku maupun adik-adikku. Karena aku ingat apa yang dikatakan bapakku, mengalah itu baik,tapi ketika orang lain sudah menganggap kita takut, itu harus dilawan.

Kembali ke pidato Pak Jokowi kepada relawannya, yang mengajak relawan jadi pemberani. Menurut saya, berani tidak hanya adu jotos secara fisik, tapi berani melawan fitnahan juga berita hoax dengan caranya sendiri. Andai Pak Jokowi suruh relawannya terus mengalah, apa yang akan terjadi?

Beliau sudah prediksi. Makanya sangat wajar menurut saya, sudah cukup Pak Jokowi diam dan memberi semangat perjuangan untuk para relawannya, seperti bapak saya ke anak-anaknya. Tapi, ternyata, ada yang begitu terlihat ketakutan dan seolah terlihat sangat cinta damai sampai melaporkan Pak Jokowi. Lucu, ya, orang-orang yang ada di negara kita ini. Masa ada bapak yang menyuruh anak-anaknya jadi pemberani malah dilaporin?

Bapakku dari surga juga sepertinya ikut tertawa ……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.