Kolom Ganggas Yusmoro: TEKA-TEKI POLITIK JOKOWI

Perjalanan dari langkah pasti seorang Jokowi untuk mengemban amanah sebagai RI 1 bukan seperti berjalan di jalan tol. Bahkan, semua juga tahu, untuk memindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL )sewaktu beliau masih menjadi Walikota Solo saja, beliau harus melakukan pertemuan yang berkali-kali. Bahkan konon puluhan kali agar semua bisa berjalan dengan baik tanpa harus menimbulkan gesekan.

Bukan itu saja. Saat Pilpres 2014, bagaimana pihak sebelah menggembosi suara Jokowi dengan berbagai cara.

Tabloid Obor rakyat dan media abal-abal secara masif, sistimatis dan terukur selalu dan selalu membombardir dengan fitnah. Mulai soal keturunan, soal PKI, soal sebagai boneka hingga dianggap planga plongo.

Pada titik situasi yang genting tersebut, ketika suara Jokowi hampir rontok dihembus oleh badai fitnah, relawan yang terdiri dari para artis hingga rakyat biasa akhirnya membuat gawe di Istora senayan yang dihadiri oleh ratusan ribu Jokower.







Jiwa Jokowi bukan mental krupuk. Beliau tahu bahwa KMP menguasai lembaga legislatif. Bahkan siapapun mendengar jika target KMP akan melengserkan Jokowi dalam 2 tahun.

Ketika Kasus Ahok, yang semuanya juga pada ngerti, bahwa kasus Ahok hanyalah antara. Sasaran tembak sebenarnya adalah Jokowi. Saat situasi genting di 212, ketika Jokowi memutuskan hadir di tengah lautan manusia, orang-orang dekat Jokowi terkejut alang kepalang. Bahkan kita semua sudah membaca, Paspampres berusaha mencegah. Berusaha agar Presiden tidak usah datang di tengah-tengah massa yang tentu saja beresiko. Resiko yang bukan enteng.

Apakah Jokowi lalu lumer dengan saran Paspampres? Tidak! Nyali beliau bukan seperti sosok lahiriahnya. Meski hujan, diiringi helaan napas tegang pemirsa televisi di seluruh Indonesia bahkan dunia, semua menahan napas dengan keluarnya Jokowi dari dalam Istana.

Sejarah panjang dari negeri ini, terbukti orang-orang baik, pemimpin yang berdedikasi, yang kredibel, yang berintegritas, yang berusaha menjadikan negeri ini jadi lebih baik, mulai Bung Karno, Jenderal M. Yusuf, Ahok dan sekarang Jokowi, selalu dan selalu dimusuhi dan ditenggelamkan oleh para penyamun dan perampok harta kekayaan negeri ini.

Menjelang Pilpres 2019, tentu apapun akan dijadikan amunisi untuk menghabisi Jokowi. Jika 2014 fitnah terhadap Jokowi bagaikan gelombang, ditenggarai 2019 situasinya bukan lagi seperti gelombang, namun akan panas membara. Akan seperti badai. Yang semata-mata ingin mental pendukung Jokowi jadi melempem dan memutuskan golput sukur berbalik arah mendukung mereka.

Indonesia butuh Jokowi. Dan jiwa Jokowi bukanlah jiwa yang seperti kerupuk. Jika ada pendukung Jokowi yang sudah melempem dengan situasi akhir-akhir ini, itulah yang diinginkan mereka.

Semoga paham.

VIDEO: Kolaborasi Jazz dengan musik tradisional Karo dengan latar belakang persawahan/ perladangan di Taneh Karo.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.