Analisis Harga Sayuran: KOK CABE LEBIH MAHAL DI BERASTAGI DARIPADA DI MEDAN?

Oleh ELIZABETH BARUS dan JUARA R. GINTING

Awal-awalnya kita memberitakan harga sayur mayur di Pasar Induk Lau Cih (Medan) sering mendapat pertanyaan mengapa harga cabe merah keriting lebih mahal di Pasar Roga (Berastagi) daripada Pasar Induk Lau Cih (Medan).

Pertanyaan itu dapat kita pahami secara sederhana, sebagai berikut.

Cabe merah keriting dibeli di Pasar Roga (Berastagi) dengan harga tertentu pada hari atau waktu saat itu. Lalu, barangnya diangkut ke Medan dengan pick up atau angkutan lain untuk dijualkan di Pasar Induk Lau Cih (Medan).

Esok harinya keluar berita di Sora Sirulo yang menunjukkan harga cabe merah keriting di Pasar Induk Lau Cih (Medan) lebih murah daripada harganya kemarin di Pasar Roga (Berastagi).

Seharusnya, menurut perhitungan mereka, harganya lebih tinggi di Medan karena telah mengeluarkan biaya angkutan, waktu kerja pedagangnya, resiko kerusakan, dan keuntungan pedagangnya.

Mereka keberatan atas berita itu karena berita harga yang kita muat mempengaruhi penentuan harga tawar menawar antara petani dan pedagang antara (verkoper) di pasar-pasar tani Dataran Tinggi Karo seperti halnya Pasar Roga (Berastagi).

“Di Medan saja harganya hanya sekian,” demikian kira-kira argumen verkoper untuk menekan harga semurah mungkin.

Ada yang mempertanyakannya secara wajar, sopan, dan ada juga secara kasar. Bahkan ada yang menuduh kami bersekongkol dengan tokeh cabe. Padahal pedagang cabe sendiri tidak sangat positip terhadap pemberitaan kita karena mereka lebih memilih orang-orang tidak tahu berapa harga yang sebenarnya.

Kami kemudian menjelaskan berbagai kemungkinan penyebabnya sebagai berikut.

Pertama, para pedagang Lau Cih sudah sempat membeli cabe merah keriting dengan harga tinggi di Pasar Roga (Berastagi). Ternyata, terjadi banjir cabe merah keriting dari tempat-tempat lain seperti Batubara, Lubuk Pakam, Blangkejeren, Takengon, dan juga dari Jawa.

Akibat banjir barang, turut cabe merah keriting asal Dataran Tinggi Karo harganya turun. Pada kasus ini, pedagang mengalami kerugian.

Sebab ke dua adalah kurangnya pembeli oleh karena sepanjang malam hingga pagi harinya turun hujan deras di Medan sehingga Pasar Induk Lau Cih sepi pengunjung dan para pedagang pun menurunkan harga barangnya.

Sebab ke tiga, macetnya penjualan sehari sebelumnya sehingga banyak barang yang tersisa. Para pedagang berusaha menjualkan barangnya yang tersisa kemarin dengan harga semurah mungkin.

Sebab ke empat adalah bahwa kami mencatat harga rata-rata. Cabe merah keriting asal Dataran Tinggi Karo memang yang terbaik dari semua cabe merah keriting yang masuk ke Pasar Induk Lau Cih (Medan). Karena itu, harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga cabe merah keriting asal daerah lain.

Katakanlah cabe merah keriting asal Batubara saat itu laku dijual di Pasar Induk Lau Cih (Medan) seharga Rp. 40 ribu/ kg. Pada saat itu, di pasar yang sama, cabe merah keriting asal Berastagi bisa jadi seharga Rp. 46 ribu/ kg.

Maka kami pun mengambil rata-ratanya harga cabe merah keriting Rp. 43 ribu/ kg atau Rp. 44 ribu/ kg, tergantung harga cabe merah keriting asal daerah-daerah lain seperti halnya Bener Meriah dan Blangkejeren (Aceh).

Ada satu penyebab lagi, yaitu semakain banyaknya pedagang yang melakukan pengiriman langsung ke Pekan Baru dan Batam atau juga Nias. Kadang-kadang juga ada pengiriman ke Padang.

“Mereka berani membeli dengan harga tinggi,” kata seorang verkoper di Pasar Roga (Berastagi).

Selanjutnya verkoper itu menjelaskan kalau pedagang dari Medan (Permedan) biasanya menunggu agak sorean menunggu barang yang sisa tidak dibeli oleh para pengirim itu. Dengan begitu, harganya bisa lebih murah.

Para pembaca yang memprotes tadi biasanya membandingkan harga dini (lampas) di Pasar Roga (Berastagi) dengan harga esoknya di Pasar Induk Lau Cih (Medan) yang dimuat oleh Sora Sirulo.

Data yang lebih mejelimet kami tampilkan, sebagai berikut:

Pada Selasa 14 November 2023 yang lalu, seorang verkoper membeli cabe merah keriting di tukang timbang Pasar Roga (Berastagi) seharga Rp. 50 – 52 ribu/ kg. Dia menjualkannya ke pengirim Pekanbaru dan Batam seharga Rp. 55 – 54 ribu/ kg,. Sementara ke pedagang dari Medan yang datang agak sorean dengan harga Rp. 52 – 53 ribu/ kg.

Esok harinya [Rabu 15/11] keluar berita harga cabe merah keriting di Sora Sirulo Rp 50 ribu/ kg. Kalau dibandingkan harga terjualnya ke para pengirim (ke Batam atau Pekanbaru), yaitu Rp 55 – 54 ribu/ kg, terkesan ada penipuan harga pada berita kita.

https://www.sorasirulo.com/cabe-merah-naik-lagi/

Dalam kasus di atas, ada 2 hal utama yang perlu diperhitungkan, yaitu:

1. Harga yang kami beritakan adalah harga rata-rata

2. Modal pembelian di Berastagi bukanlah harga yang terjual kepada para pengirim ke Batam atau Pekanbaru tapi harga agak sorean yang lebih murah.

Setelah mengetahui 2 hal utama itu, kita bisa memahami lebih murahnya harga di berita kita daripada harga di Berastagi bukanlah sebuah kasus tapi adalah hal wajar alias normal.

Di hari-hari lain memang bisa terjadi kasus dengan adanya penyebab tambahannya seperti tiba-tiba membanjirnya barang ke Medan. Apalagi kalau ada pengiriman dari Jawa yang harganya biasanya jauh lebih murah. Atau akibat hujan sepanjang malam hingga pagi di Medan sehingga orang-orang malas berbelanja ke pasar.

Soal hujan ini, para pedagang pasar pagi di Medan yang biasa berbelanja barang jualan ke Pasar Induk juga menurunkan jumlah pembeliannya. Mereka sudah membayangkan menurunnya pembeli ibu-ibu rumah tangga di pasar pagi karena tidak suka berbecek-becek di pasar.

Masih ada satu lagi yang bisa menurunkan harga barang di Medan tapi bisa juga menaikannya, yaitu kemacetan lalulintas akibat longsor atau kecelakaan lalulintas. Tapi, faktor ini kami bahas di lain waktu saja, karena tidak hanya menyangkut cabe merah keriting; juga mempengaruhi banyak jenis sayuran lain.

2 thoughts on “Analisis Harga Sayuran: KOK CABE LEBIH MAHAL DI BERASTAGI DARIPADA DI MEDAN?

  1. Hahahaha..berita ini ngaur,memang ada persekongkolan toke,petani dijepit pedagang meradang,itulah kelakuan toke rakus,,sejauh ini cabe dari Jawa tdk ada sama sekali,boro2 mengirim kesumatera,stok cabe dijawa aja kosong akibat kemarau panjang,jd gak usah buat pembodohan berita,intinya semoga anda sehat2 dlm mencekik petani dan pedagang..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.