Negeri aneh bin ajaib itu bernama Indonesia. Bagaimana tidak ajaib? Llha, wong stempel ulama atau bukan, hanya didasari oleh pilihan politiknya. Bagaimana tidak ajaib? Mualaf kemarin dipuja-puja dan ulama yang mumpuni ilmunya malah disesat-sesatkan bahkan dihina segi fisiknya.
Bagaimana tidak ajaib? Memilih pemimpin hanya berdasarkan keimanannya. Gak peduli pilihanya bakal menyusahkan hidup mereka nantinya.
Bagaimana tidak ajaib? Seorang kepala negara yang justru merebut kembali aset Indonesia dari negara asing, malah dimusuhi, dicaci maki serta dihina. Bagaimana tidak ajaib? Seorang residivis kriminal malah diulamakan dan seorang provokator di twiter malah di ustad-ustadkan.
Bagaimana tidak ajaib? Seorang mantan pembunuh hakim agung dan anak diktator Orba malah disuruh ceramah tentang moral dan agama. Bagaimana tidak ajaib? Gubernur yang mengaku sebagai pembela agama, malah terbukti korupsi dan berurusan dengan KPK. Bagaimana tidak ajaib? Ingin syariat Islam ditegakkan tetapi calon yang mereka usung malah sama sekali tidak bisa membaca Al Quran.
Bagaimana tidak ajaib? Urusan hutang negara masih kokoh menyalahkan pemerintah yang sekarang. Giliran untuk sungai kotor dan bau yang berada di kotanya, eh malah menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Negeri ajaib karena kerasukan fifis unta.
Al Vangke Wal Vekok’i.
Salam Jemblem..