Kolom Boen Syafi’i: JANJI TERWUJUD JIKA SALING PERCAYA DAN KERJA BERSAMA

Kata petuah bijak, janji itu adalah hutang.

 

Sama halnya ketika dua sejoli memutuskan untuk berumah tangga. Di awal-awal membina rumah tangga, si mempelai pria berjanji untuk membuatkan rumah bagi si mempelai wanita. Tetapi, apa daya, niat memiliki rumah sendiri itu tak kunjung terlaksana. Padahal, setiap harinya sang suami bekerja keras untuk mewujudkan tekadnya.

Lantas, jika janji-janji dari sang suami tersebut belum terlaksana, apakah sang istri langsung serta merta marah dan menuntut cerai terhadap suaminya?

Bisa juga iya, kalau sang istri tidak mempunyai ketulusan cinta dan ketulusan welas asih terhadap suaminya. Tapi, bisa juga tidak, jikalau sang istri memang memahami arti perjuangan dari sang suami, tentunya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Malahan sang istri yang penuh cinta tersebut akan berkata kepada suaminya: “Mas, mulai sekarang kita berjuang bersama-sama. Saya juga ingin membantu ekonomi keluarga, demi masa depan anak kita nantinya. Saya sudah bahagia meskipun kita belum mempunyai rumah sendiri, yang penting Mas bertanggungjawab dan setia terhadap keluarga. Itu saja sudah cukup bagi saya.”

Inilah bila kasih sayang sudah berbicara dan bila hati sudah mulai menyatu. Maka janji yang belum terwujud pun akan mudah dipahami dan dimengerti. Yang penting selalu berdoa dan bekerja keras untuk mewujudkanya, sedangkan masalah hasil pasti Tuhan lah yang menentukannya.

Sama halnya seperti Jokowi yang diklaim oleh para Kamvret tidak bisa menepati janji. Mereka hanya tahu pokoknya Jokowi harus melunasi segala janji-janjinya dan tak mau tahu alasan kenapa janji-janji itu belum terlaksana. Padahal, selama 4 tahun lamanya, Jokowi mondar mandir keliling NUsantara untuk membangun bangsanya.

Itikad baik dari sang pemimpin ternyata dikalahkan oleh kebencian yang membabi buta di hatinya. Ah, meskipun Jokowi menepati janji-janjinya, maka di mata Kamvret beliau tetaplah salah, salah dan salah. Karena yang maha benar menurut Kamvret adalah yang suka ngumpulin kardus dan teriak-teriak kayak orang kesurupan Jin Bagdad dari Gurun Sahara.

Dan, uniknya, oleh para Kamvret si Jendral Kardus itu diklaim sebagai pembela agama. Padahal Huruf Hijaiyah saja gak bisa baca.

Ah efek fifis unta memang warbiasyah.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.