Kolom Boen Syafi’i: TERGADAINYA NASIONALISME OLEH GABENER

Bambu, tumbuhan tinggi menjulang yang juga kesukaan Kungfu Panda ini telah lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kearifan budaya bangsa. Bambu runcing juga menjadi saksi perjuangan heroik, arek-arek Jawa Timur dalam melawan kompeni NICA, 10 November 1945, di Surabaya.

Bambu juga telah lama dikreasikan oleh para leluhur kita, sebagai alat-alat yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Misal kipas, kukusan, besek, kursi dan masih banyak lagi yang bisa dikomersilkan atau menambah nilai guna. Jadi, kesimpulananya, masyarakat terdahulu itu menjual bambu yang sudah diolah dan sudah dikreasikan sedemikian rupa bentuknya.

Lah kalau menjual bambu “lonjoran” atau yang masih berbentuk bambu, ya, buat apa? Emangnya mau dibuat ngambil mangga tetangga? Maaf, leluhur bangsa kita sudah cerdas dan berperadaban tinggi sejak jaman dahulu kala.

Lha, kalau ada seorang Gabener syarngi dan mantan rektor tetapi otaknya mengsle yang dengan sadar telah mengatakan “tiang bendera dari bambu itu adalah bentuk kreasi masyarakat” (?). Maka anggap saja Si Gabener sedang keracunan fifis unta. Soalnya, jarang ada yang menjual tiang bendera dari bambu.

Yang ada, masyarakat kebanyakan nebang sendiri atau kalau gak mau susah, tinggal minta ke tetangga. Sempel, kan, eh simpel, kan?

Tampaknya tiang bendera dari bambu terbelah ini akan tetap mereka pasang, sampai membikin malu nama Indonesia. Miris, demi ego politik dan syahwat berkuasa, maka nasionalisme pun tergadai hanya untuk kepentingan gerombolanya.

Gabener Jakardah yang emejing warbiasyah otaknya, karena sering mengkomsumsi oplosan air jamvan dan fifis unta.

Yang begini mau nyapres? Nyapres Mbahmu Salto.

Salam Jemblem..




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.