Kolom Edi Sembiring: JENDERAL KARDUS NAIK PANGKAT

Ada yang menolak kata pecat ini, karena menurutnya ada surat pernyataan diberhentikan dengan hormat dan diberi pensiun. Lalu pertanyaan yang perlu dijawab: Diberhentikan karena apa? Karena pelanggaran HAM berat yang ditemukan oleh DKP.

Apakah itu layak diberi penghargaan kenaikan pangkat?

Teringat pada Asmuni, kenyataan hari ini adalah “hil yang mustahal” namun telanjang di depan mata. Tangan besi yang menolak gelombang Reformasi kini menikmati kuasa di era demokrasi buah Reformasi. Meminjam lagi kata Asmuni, ini “tunjep poin”. Yang Mulia yang di 2014 berjanji akan menemukan Wiji Thukul (hidup atau mati), kini “tunjep poin” berada di sisi berbeda.

Benarlah yang dikatakan Teguh Srimulat?: “Segala sesuatu dapat dikomedikan. Masalahnya adalah tega atau tidak, tepat atau tidak.”

Janji-janji hanyalah komedi. Politik hanyalah kardus yang berisi transaksi.

Julukan Jendral Kardus diucapkan oleh Andi Arief pada 9 Agustus 2018. “Itu yang membuat saya menyebutnya jadi jendral kardus. Jendral kardus itu jendral yang enggak mau mikir artinya. Uang adalah segalanya,” ucap Andi Arief.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.