Apa yang disampaikan oleh Prabowo dalam debat kemarin, kita sudah dengar. Tahun 2014 maupun 2019 dia juga ngomongnya gitu-gitu aja. Seolah hanya dia yang paling mengerti militer. Bedanya kali ini pengetahuanya soal dunia pertahanan dipertanyakan. Ganjar membawa data dimana indeks dalam dunia pertahanan kita menurun.
Bahkan Ganjar sempat mengusulkan, kalau Prabowo gak ngerti monggo ajak stafnya yang tahu data.
Tapi memang, orang yang merasa paling tahu, cenderung gak mau belajar perkembangan baru. Gak mau melihat dunia lain di luar dirinya. Itu masalah paling bahaya bagi calon pemimpin.
Anies menggebrak dengan melakukan serangan menohok. Ketika dia bertanya ke Ganjar, soal skor pertahanan kita. Ganjar tegas menyebut angka 5. Ditanya balik, Anies masih malu-malu menyebut angka.
“Ayo, Pak Anies. Jangan takut. Sebut aja angkanya,” ujar Ganja Really menenangkan. Sekaligus membuat keberanian Anies tumbuh.
“Sebelas,” ujar Anies singkat. “Sebelas dari seratus… “
Prabowo gelagapan. Dia muter-muter dengan argumen yang itu-itu juga. “Data mereka salah,” ujarnya lesu. Ok, jika datanya salah. Mana data yang benar?
Prabowo hanya mesem. Sayangnya, malam itu Prabowo gak mengeluarkan jurus andalannya: joget!
Lalu para pembela Prabowo mengembangkan narasi, data pertahanan kita gak bisa sembarangan dibuka. Iya, kalau itu data rahasia. Misalnya soal data intelejen. Soal strategi. Soal titik-titik penting pertahanan.
Kalau data soal anggaran. Pembelian pesawat bekas. Lha, itu sih, data umum. Yang diminta dari Prabowo adalah argumen kenapa dia ambil kebijakan itu. Misalnya kenapa dia beli pesawat bekas. Padahal pesawat yang sama dulu dihibahkan gratis ke Indonesia tapi kita nolak.
Kalau semua data gak boleh dibuka. Lantas buat apa KPU bikin thema debat soal pertahanan? Wong gak boleh dibicarakan.
Kayaknya soal data itu cuma usaha menutupi ketidakmampuan Prabowo dalam debat kemarin. Anies tampil langsung merangsek mulai dari statemen pertama.
Prabowo jadi seperti samsak yang dihujani jab dan hook oleh Anies. Prabowo butuh bantuan. Dia cari pegangan. Harapannya ada pada Ganjar yang berdiri di tengah. Makanya dia memuji Ganjar.
“Saya setuju dengan Mas Ganjar,” katanya berkali-kali. Bermaksud mencari sekutu karena ketidakmampuannya menjawab berbagai pertanyaan.
Ganjar santai. Tapi ini adalah forum debat. Bukan forum sekutu-sekutuan. Informasi yang benar harus disampaikan ke publik secara benar. Soal Prabowo yang terhuyung-huyung malam itu biar Gibran saja yang nanti bantu memapahnya.
Di sesi terakhir, Ganjar tampil memukau. Dia membawa data. Dikonfirmasi ke Prabowo. Kali ini, runtuh semua kepercayaan diri Menhan. Dia yang tadinya berharap Ganjar gak sekeras Anies dalam mengkritik, justru melemparkan pertanyaan dengan data yang valid.
Jawaban Prabowo sama. Datanya salah. Iya, tapi dia juga gak menjawab apa-apa. Dia hanya berputar-putar dengan Omon-omon gak jelas. “Kalau mau, datang ke saya. Nanti saya ceritakan datanya,” kata Prabowo. Dia malah ngajak ngedate. Bukan menjawab pertanyaan debat.
Seorang teman, dokter yang juga suka memperhatikan politik, memberi skor hasil perdebatan kemarin.
Dia memperkirakan nilai Anies dalam debat semalam sekitar 160. Nilai Prabowo lumayan tinggi, 220. Sedangkan nilai Ganjar hanya 120.
“Tapi itu perkiraan nilai tensi darahnya, mas,” katanya nyengir.