Kolom Eko Kuntadhi: PARA PENGHIANAT DI PANGGUNG POLITIK

Politik hari ini diisi dengan para penghianat. Yang paling kencang adalah penghianatan Anies terhadap AHY. Bayangin. Sebelumnya sudah ada kesepakatan tanggal mereka akan deklarasi.

AHY didapuk menjadi Cawapres Anies.

Eh, kemarin berubah. Tanpa ba, bi, bu. Tanpa angin dan hujan. Nama Cak Imin masuk, langsung mendapat tempat. Anies dipasangkan dengan Cak Imin. Mendepak AHY.

AHY marah. Dia seperti kuyup menggigil. Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu. Demi satu impian yang kerap ganggu tidurnya.

Kepergian Cak Imin dari koalisi Prabowo juga adalah karena merasa dikhianati. Gerindra dan PKB sudah lama menyusun koalisi. Nama Cak Imin disandingkan dengan Prabowo sebagai Cawapres.

Tetiba Prabowo berubah. Golkar dan PAN diajak masuk. Prabowo dengan sembarangan mengubah nama koalisinya. Dari koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (mencakup nama PKB dan Gerindra). Menjadi koalisi Indonesia maju (meniru nama Kabinet Jokowi).

Perubahan nama koalisi ini sendiri menyakitkan bagi Cak Imin yang gak diberitahu. Sekaligus tanda bahwa kesepakatan komposisi Capres dan Cawapres berubah total.

Nama Erick Thohir disorong oleh PAN. Terdengar juga nama Muhanir Efendi. Cak Imin seperti mendorong mobil mogok. Ketika mobil sudah jalan, dia ditinggal begitu saja.

Penghiatan Prabowo pada Cak Imin berbalas kepergian Cak Imin. Dia pergi dengan dendam membara. Di hati.

Kisah soal pemghianatan ini sebetulnya juga terjadi sebelumnya. Ketika Anies bicara di Mata Najwa, kalau dia gak akan maju jika Prabowo juga maju. Tapi siapa yang bisa meemegang omongan Anies?

Kalau kentut ada baunya. Kalau omongan Anies lebih mirip semilir angin. Mendesir begitu saja. Apa yang disampaikan Anies di Mata Najwa gak ada arti apa-apa. Dia jelas ingin mengatakan bahwa dirinya adalah seorang penghianat yang terang-terangan.

Kita ingat pada Tahun 2019 lalu. Prabowo juga sudah bermesra-mesra dengan AHY. Sudah ada kata sepakat dengan SBY. Tetiba Sandi masuk, bawa kardus ‘duren’. Untuk logistik Pilpres. Prabowo langsung pindah haluan. Meninggalkan AHY untuk memilih Sandi.

Andi Arief sebel sampai menuding Prabowo dengan sebutan Jenderal Duren.

Orang-orang saling mengkhianati di panggung politik. Mereka tidak pernah bisa dipegang lidahnya. Bercabang seperti ular. Dan korban-korban penghianatan memainkan posisi tersakiti seperti Cinderella.

Jalan gelap yang mereka pilih. Penuh lubang dan mendaki.

AHY menderita. Cak Imin dikhianati Prabowo, tapi berhasil merebut posisi AHY. Anies senang dapat pasangan baru dan berhasil mendepak AHY. Prabowo senang berhasil mendepak Cak Imin.

Kita disuguhkan tontonan pada pengkhianat ini di panggung politik. Dipaksa untuk menjadikannya sebagai alternatif pilihan.

Saya sih, ogah, memilih para pengkhianat ini. Sama temannya sendiri mereka bisa setega itu. Apalagi sama rakyat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.