Kolom Nisa Alwis: DISCOVER THE WORLD TOGETHER

Berani melepas jilbab pasti ada risikonya, termasuk suami kena getahnya. Pernah saat menyertai kegiatannya, seorang kolega suami saat jabat tangan tak diduga bertanya: “Sekarang istri terbuka ya, mana jilbabnya?”

Langsung saya jawab “Iya pak, lagi dijemur.”

Si bapak yang menggandeng istrinya (berjilbab) sontak tertawa. Saya lebih menangkap pertanyaan beliau tadi candaan, daripada cemohan atau teguran.

“Ini nih, berarti ibu sudah siap mental,” ujarnya.

See, ga papa and I appreciate that.

“Iya, harus Pak,” pungkas saya, kami sama-sama lepas tertawa.

Tak sedikit yang mempertanyakan justru bukan langsung kepada saya, tapi pada suami.

“Nisa sekarang buka jilbab, ya Wis. Ko bisa, kenapa?”

Tentu ini kemumetan tersendiri. Di bagian ini saya amat bersyukur atas kesabaran dan dukungan penuh suami di masa-masa transisi. Tak sekedar mendampingi, ia juga menguatkan.

Jawabannya tenang: “Iya dia buka. Elu mau penjelasan panjang atau pendek? Kalau panjang, bisa-bisa ntar elu buka jilbab juga, loh. Intinya bagi gua dan Nisa, jilbab nggak wajib. Lo mau apa?”

Such a strong statement coming from a man who stood by me. We grow up together, listen to each other, and discover the world together.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.