Kolom Eko Kuntadhi: TUGAS KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR

Hari ini [Rabu 25/10] lengkap sudah pasangan Capres dan Cawapres didaftarkan ke KPU. Ada 3 pasangan yang akan berlaga di Pilpres. Atau 6 orang.

Ada 3 partai yang kadernya maju: Gerindra, PKB dan PDIP.

Gerindra diwakili oleh Prabowo. PKB Cak Imin. Dan PDIP ada dua yang tampil, Ganjar Pranowo dan Gibran. Meskipun tampil keduanya berbeda jalur, yang satu lewat pintu depan, satunya lagi lompat lewat jendela.

Tapi memang, kalau mau diruntut-runtut setiap kali Pilpres, setidaknya Pilpres dengan sistem pemilihan langsung. PDIP adalah partai yang paling banyak menampilkan kadernya, baik lewat pintu depan maupun lompat melalui jendela.

Sampai saat ini ada 4 orang, yaitu Bu Mega, Pak Jokowi, Mas Ganjar dan Gibran. Sementara Gerindra, sejak partai itu berdiri, Capresnya gak ganti-ganti : Prabowo melulu.

Kalau berhadapan langsung dengan kader PDIP, Prabowo sudah merasakan kalah. Dua kali di-KO Pak Jokowi. Jadi memilih jalan berhadapan-hadapan muka, dia kapok. Lebih baik pilih jalan lain.

Kita pernah mendengar sebuah pidato Prabowo soal strategi: rampoklah rumah yang terbakar. Mungkin saja inilah bentuk nyatanya. Dia menggandeng Gibran, yang secara administratif masih kader PDIP, sebagai Cawapres. Berhadapan dengan Ganjar yang secara resmi diusung oleh partainya.

Siapa yang paling diuntungkan dengan drama ini? Ya, Prabowo.

Dia yang sejak dulu mimpinya jadi Presiden. Ketika gak bisa ditempuh dengan jalan sendiri. Dia menerobos jalur baru. Tujuannya hanya satu: membuat dia duduk di istana. Gak ada yang lain.

Bahkan Pak Jokowi seperti tersihir dengan pendekatan ini. Dia terbuai untuk merelakan anaknya dijadikan jembatan menggelar karpet hitam bagi Prabowo.

Orang boleh berdebat tentang proses sampai Gibran lolos jadi Cawapres. Mulai dari keputusan MK, tarik menarik Parpol dan sebagainya. Orang boleh berdebat juga soal politik dinasti. Tapi sekarang itu gak lagi penting untuk dibicarakan.

Sekarang, tugas kita sebagai warga negara, hanya memastikan bangsa ini bisa jalan dengan baik ke depan. Salah satunya dengan memastikan pemimpin yang punya pengalaman dan kapasitas.

Kita gak bisa membayangkan jika bangsa ini dipimpin oleh seseorang dengan karakter pemberang. Kita juga gak bisa bayangkan jika pemimpin mudah berbohong dan menerabas etika.

Sekarang tinggal jajarkan saja, calon-calon itu. Lihat kapasitas dan rekam jejaknya. Pikirkan apa yang akan terjadi ketika mereka memegang tampuk kekuasaan.

Itulah salah satu sumbangsih kita buat bangsa ini. Pemilih pemimpin yang benar. Memilih orang baik, untuk menjadi komandan berjalannya Indonesia di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.