Kolom Ray Bambino: AHOK DAN BUKU BACAANNYA

Arahnya bisa ke “sahabatnya” atau kepada pihak yang memaksa mendapatkan “medali perak”. Sah-sah saja bila ada yang menafsirkan secara subyektif bahwa arah ‘pesan moral’ Ahok itu ke Mr. Presiden. Namun di bawah ini akan saya kupas dari perspektif lain.

Perlu kita ketahui bersama bahwa Ahok bisa ‘BERTJAHAYA’ seperti ini berangkat dari “gerbong” politik.

Dalam politik ada asas yang pakemnya kepentingan politik dengan ‘pasal’ turunannya yang bernama etika politik dan moral politik. Dengan kata lain, tidak ada yang dilanggar secara etika dan moral sepanjang argumentasi logisnya bermuara pada asasnya.

Baik dalam politik maupun hukum, asas itu merupakan ‘soko guru’. Maka tulisan Ahok untuk Yenny itu jelas sebuah ‘pesan moral politik’. Arahnya pun jelas bukan kepada Mr. Presiden, melainkan kepada KH. Ma’ruf Amin yang notabene bukan “orang politik”.

Akan tetapi, apa yang ada di benak Ahok itu hanya dia yang tahu. Indikator yang dapat kita kenali tergantung dari buku-buku apa yang Ahok baca dalam penjara. Jika dominan buku-buku politik, maka perspektif saya cenderung benar. Jika jauh lebih dominan buku-buku agama, maka perspektif saya keliru.

Lepas dari semua itu ‘TJAHAYA AHOK’ masih cukup menyilaukan republik ini. Setidaknya untuk saya pribadi sebagai #TemanAhok. Kita tunggu saja dengan sabar pasca bebas nanti, apakah Ahok akan kembali menjadi ‘orang politik’ atau tokoh agama.

Closing statement dari saya:
“Prilaku kita adalah cermin dari buah pikiran kita, dan pikiran kita tergantung dari apa yang sering kita baca”

#Salam “Berpikir Gila” ?☕?




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.